Buletin Stroke Edisi XII, Agustus 2013

SALAM REDAKSI

Salam sukacita dalam Kasih Kristus

“Merdekaaa! Merdekaaa! Merdekaaa!” Begitulah ucapan ataupun teriakan yang sering kita dengar pada bulan Agustus. Suatu bulan yang penting artinya bagi rakyat Indonesia, karena pada bulan Agustus ini terjadi peringatan peristiwa bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Merdeka ataupun kemerdekaan menjadi sesuatu yang sangat penting, karena melalui kemerdekaan suatu bangsa dapat mengatur kehidupannya sendiri secara penuh. Kemerdekaan merupakan jembatan emas untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, begitulah ungkapan para pemimpin negara kita. Sudah 68 tahun kita merdeka…bagaimana dengan kehidupan bangsa dan negara kita saat ini? Apakah sebagian besar rakyat Indonesia sudah mengalami kemerdekaan yang sepenuhnya? (merdeka dari kemiskinan, merdeka dari kebodohan, merdeka dari potensi perpecahan bangsa, merdeka dari bahaya terorisme, merdeka dari pengaruh-pengaruh negatif karena pengaruh globalisasi dunia, dll) Marilah kita merenungkan bersama, bagaimana situasi bangsa dan negara kita saat ini,….. tetapi apapun yang terjadi tetaplah kita harus selalu bersyukur. Kita bersyukur untuk segala sesuatu yang sudah terjadi, sambil terus berupaya mewujudkan yang lebih baik lagi bagi kehidupan keluarga, tempat bekerja, masyarakat, dan bangsa atau negara kita.

           

Merdeka mengandung arti bebas. Merdeka dari penjajahan negara lain berarti bebas dari penjajahan negara lain. Merdeka dalam kesehatan juga berarti bebas mengatur untuk mewujudkan kehidupan yang sehat sepenuhnya. Kehidupan sehat yang sepenuhnya meliputi keadaan bebas dari penyakit dan  kelemahan, sehat secara jasmani, rohani, dan social. Memang tidak mudah untuk mewujudkan kondisi sehat yang sepenuhnya tersebut, kita harus terus berusaha untuk mencapai keadaan sehat tersebut dan mempertahankannya. Salah satu bagian dari upaya mencapai kesehatan tersebut adalah mencegah terjadinya penyakit stroke, baik pencegahan primer (pencegahan serangan stroke yang pertama kali) maupun pencegahan sekunder (pencegahan stroke ulang). Melalui buletin stroke sudah beberapa kali diulas mengenai hal tersebut. Pada buletin edisi ini akan disajikan ringkasan  upaya pencegahan stroke tersebut. Selain itu, mulai edisi XII ini juga akan dibahas secara lebih lengkap tentang senam stroke sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pemulihan pasien stroke.

           

Setelah 12 kali terbit redaksi berharap agar buletin ini semakin baik.  Redaksi menyadari masih ada berbagai kekurangan dalam buletin ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun terus kami harapkan untuk penyempurnaan buletin stroke ini.

 

SENAM STROKE SEBAGAI SALAH SATU UPAYA REHABILITASI PASIEN STROKE     

Olah raga dibutuhkan bagi kehidupan manusia, tak terkecuali bagi penderita stroke. Olah raga berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke. Masalah yang paling menonjol pada penderita stroke adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan koordinasi karena gangguan kekuatan otot, tonus otot, sensorik, persepsi, keseimbangan, pola gerak, dan gangguan verbal. Melalui olah raga, gangguan-gangguan tersebut  tersebut diharapkan dapat diminimalkan. Salah satu bentuk olah raga bagi penderita stroke adalah senam stroke. Senam stroke bertujuan untuk :

1.      Menunjang tercapainya kemandirian dan dapat mengembalikan pada kondisi yang optimal dalam kegiatan hidup sehari-hari.

2.      Memberikan motifasi baru dalam bentuk latihan dan terapi rekreasi.

3.   Meningkatkan kebersamaan antara sesama penderita, penderita dengan fisioterapis, penderita dengan keluarga, keluarga dengan fisioterapis. 

Senam stroke sebenarnya merupakan bentuk kreatifitas dan inovasi dari beberapa metode latihan yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan rangsangan pada reseptor yang dibawa ke otak untuk diproses dan menghasilkan output berupa gerakan yang terkoordinasi. Metode latihan yang mendasari gerakan senam stroke diantaranya adalah latihan perkembangan persarafan, latihan pada kedua sisi, dan  reflek simetris asimetris. Implikasi dari metode latihan dapat dilihat dari pengaturan posisi pada senam stroke yang dimulai dari berbaring, duduk, merangkak, berlutut, berdiri, dan berjalan. Seperti halnya gerakan senam pada umumnya, gerakan senam stroke juga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pemanasan, gerakan inti, serta pendinginan :

1.        Gerakan pemanasan

Semua gerakan pada pemanasan dilakukan pada posisi duduk dan dalam hitungan 2x8 untuk setiap gerakannya.

2.        Gerakan inti

Gerakan dilakukan mulai posisi berbaring terlentang, miring, telungkup, merangkak, berlutut, berdiri dan berjalan, dalam 2x8 hitungan dalam setiap gerakannya.

3.        Gerakan pendinginan

Gerakan dilakukan mulai posisi berdiri, duduk, berbaring terlentang  dalam hitungan 1x8 diulang 2 kali.(bersambung)

 

INFO SEPUTARPELAYANAN STROKE DAN RSK NGESTI WALUYO

1.      RSK Ngesti Waluyo menyediakan pelayanan penjemputan pasien dengan ambulance ke rumah (gratis) dalam radius 12 km.

2.      Akan diselenggarakan pelayanan operasi mata katarak gratis pada bulan September 2013 di RSK Ngesti Waluyo.

 

SPECIAL CORNER

1.      Tahukah anda ? Setiap menit keterlambatan waktu penderita stroke dibawa ke rumah sakit akan mengakibatkan kematian 1,9 juta sel otak.

2.      Tahukah anda? Edward O’Bara meninggal dunia setelah menderita koma selama 42 tahun sejak 3 Januari 1970 saat berusia 16 tahun (merupakan penderita koma terlama di dunia).

 

SMILING CORNER

Setelah berjalan sekian lama, penumpang taksi menepuk pundak sopir taksi untuk menanyakan sesuatu. Reaksinya sungguh tak terduga. Sopir taksi begitu terkejutnya sampai tak sengaja menginjak gas lebih dalam dan hampir saja menabrak mobil lain. Akhirnya ia bisa menguasai kemudi dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. “Tolong, jangan sekali-kali melakukan itu lagi!”, kata sopir taksi dengan wajah pucat dan menahan marah. “Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan. Saya tidak mengira kalau menyentuh pundak saja bisa begitu mengejtkan bapak”. “Persoalannya begini, ini hari pertama saya menjadi sopir taksi, bapak juga merupakan penumpang pertama saya”. “Oh begitu,… trus kok bisa kaget begitu?” “Sebelumnya saya adalah sopir mobil jenazah”